Hasil Uji Lab Keluar , Ternak Mati Di Desa Seloto Karena Penyakit Septicaemia epizootika (SE)
Sumbawa Barat, bidikankameranews.com
Merebaknya isu spekulasi atas kematian ternak di Desa Seloto yang diduga karena pencemaran limbah tambang kini terjawab sudah.
Berdasarkan hasil uji Laboratorium atas kematian beberapa ekor ternak di Desa Seloto tersebut, Dinas Pertanian (Distan) Sumbawa Barat, memastikan ternak yang mati di desa Seloto bukan karena pencemaran limbah tambang yang selama ini dituduhkan, melainkan karena sakit Septicaemia epizootika (SE) atau biasanya dikatakan penyakit ngorok. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil uji laboratorium di Bali terhadap 10 sampel hati, ginjal dan jeroan ternak yang mati.
“ hasil uji laboratorium sudah kita terima dan ternak tersebut positif sakit SE bukan karena pencemaran limbah ” Kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Suhadi,SP.,M.Si kepada media jum’at ( 19/11 ).
Untuk lebih meyakinkan, lanjut Suhadi, pihaknya akan segera turun ke Desa Seloto guna menyampaikan hasil Uji Lab untuk menjelaskan kepada masyarakat setempat. Hasil tersebut juga diperkuat dengan temuan di lapangan bahwa kasus kematian ternak juga tidak terjadi di Desa Seloto saja melainkan di Tapir, Seteluk, dan Brang Ene juga ada kejadian yang sama.
Suhadi berharap dengan adanya hasil uji laboratorium tersebut, tidak lagi muncul spekulasi negatif di tengah-tengah masyarakat. Karena jujur saja akibat isu yang beredar terkait pencemaran tersebut masyarakat merasa was-was ketika ingin memberikan rumput asal Jorok Liang ke ternak mereka, ” Insya Allah dalam waktu dekat Distan berencana untuk turun ke Desa Seloto guna memberikan pemahaman terhadap kondisi riil yang dialami ternak mati tersebut, sehingga tidak menjadi isu liar .
Karena harus diakui memang keberadaan lokasi pemurnian emas di desa Seloto kerap ditolak oleh masyarakat. Sehingga isu yang berkembang saat ini di masyarakat seolah-olah lokasi pemurnian emas menjadi penyebab hewan ternak mati. Padahal faktor tersebut belum bisa disimpulkan karena harus dilakukan pengujian oleh lembaga khusus. Karena saat ini sudah ada hasil uji laboratoriumnya, maka masyarakat juga diharapkan untuk tidak terprovokasi isu yang menyesatkan terkait pencemaran tersebut. ( Edi)