Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –
Usai berdiskusi santai dengan teman2 mahasiswa dari fakultas hukum Unsa. Diskusi dengan tema Peran Nilai Kerik Salamat Dalam Penyelesaian Sengketa Ketenagakerjaan itu berlangsung menarik dengan beberapa pertanyaan cerdas adik mahasiswa semakin menambah semaraknya diskusi tersebut di Bale Jam Istana Sultan Kaharuddin, rabu (28/6/2022) kemarin sore.
Setelah Isya, Boris Syaifullah bersama isteri langsung menuju Kantor desa Jorok untuk kembali memberikan materi pada Pra Pelatihan Wirausaha bagi puluhan pekerja migran purna dan keluarganya di desa setempat, serta Kepala Desa, Rusman Akang.
dalam kegiatan Pra Pelatihan Wirausaha bagi puluhan pekerja migran purna itu, Boris
mengajak istri tercintanya. kenapa saya mengajak istri dalam acara ini ? Tidak lain karena istri saya juga mantan TKW, jadi bisa menjadi contoh nyata bagi para peserta bahwa mantan TKI juga bisa menjadi maju dan berhasil, ungkap Boris mengawali sambutannya di hadapan puluhan purna TKW.
Dalam kesempatan tersebut, pengusaha sukses asal sumbawa ini secara panjang lebar memaparkan bagaimana kiat dalam memulai usaha.
“Saya adalah mantan TKI, sama seperti mereka. Tapi status mantan TKI/TKW bukanlah alasan untuk tidak maju. Malah pengalaman kedisiplinan yang pernah diterapkan di tempat bekerja dahulu merupakan modal besar kita dalam memulai usaha. Selain itu, kesungguhan serta keseriusan kita juga menjadi kunci utama bagi keberhasilan usaha yang kita geluti”, terangnya.
tak terasa malam pun semakin larut, Boris Syaifullah bersama istri berpamitan dengan puluhan mantan TKW yang dinilainya perempuan-perempuan hebat tersebut.
“saya berpesan agar jangan pernah menyerah bila menemui kegagalan atau hambatan, karena sesungguhnya pengalaman dengan hal-hal seperti itu akan lebih menguatkan kita nanti ke depannya”, tandasnya. (*)