
” Tambang Ditutup “, Pengangguran Meningkat Tajam, Puluhan Milyar PDRB Akan Hilang
Sumbawa Barat, bidikankameranews.com
Batu Hijau di Kecamatan Maluk merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Sumbawa Barat memiliki SDA yang melimpah dengan kandungan emas ribuan ton metrik kubik, sehingga muncullah perusahaan pertambangan Amerika terbesar saat itu adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang kini beralih nama menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara ( AMNT ) guna melakukan kegiatan pertambangan emas, tambang emas yang berada di kecamatan Maluk tersebut memiliki potensi ekonomi yang akan berdampak terhadap kehidupan ekonomi masyarakat diantaranya prubahan sosial pada KSB sebuah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap-sikap dan pola prilaku diantara kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Ini dapat dilihat dari Dinamika sosial dan ekonomi masyarakat yang meningjat tajam, Kartika perusahaan tambang emas masih ada pemilik modal dan pekerja tambang mengalami peningkatan sosial dan ekonomi, sosialnya seperti membuka lapangan pekerjaan, aktif dalam kegiatan sosial, budaya konsumtif meningkat, terpenuhinya kebutuhan tersier. Setelah tambang emas ditutup/ tidak beroperasi berpengaruh kepada kehidupan sosial dan ekonomi bagi perusahaan dan pekerja tambang,
Apabila ditutupnya tambang emas terbesar ini berdampak pada pemutusan kerja, hilangnya hubungan solidaritas menurun. Begitu pula hal nya dengan pekerja tambang terutama kehilangan lapangan kerja yang berakibat pengangguran serta akan kehilangan modal usaha yang berakibat lesunya daya beli masyarakat, terganggunya indokondusifitas daerah, rawannya pencarian, kan timbulnua kejahatan dll.
Sekitar ribuan pekerja lokal di Kabupaten Sumbawa Barat akan terancam kehilangan pekerjaan apabila Perusahaan Tambang Emas terbesar tersebut ditutup, hal tersebut akan berdampak kepada kehidupan sosial masyarakat yang rentan terjadi inkondusifitas, betapa tidak dari ribuan tenaga kerja lokal yang sudah bekerja yang pada akhirnya Perusahaan Tambang tersebut ditutup akan berimbas kepada meningkatnya angka kemiskinan ekstrim.
Sejak adanya perusahaan Tambang di Kabupaten Sumbawa Barat, tingkat sosial ekonomi masyarakat sumbawa barat meningkat, sektor pembangunan meningkat tajam, perputaran uang sangat tinggi, daya beli masyarakat meningkat tajam.
Ini dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat. Tak tanggung-tanggung, nilai PDRB KSB kuartal tahun 2017 – 2021 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp. 23.767.388,78 dalam juta rupiah.
Dengan nilai 23 persen lebih itu, bahkan cukup mencengangkan dan sangat disayangkan jika kemudian isu penutupan salah satu perusahaan tambang di wilayah itu akan dilakukan. Sementara, dari sisi distribusi PDRB sendiri yang berasal dari pajak/royalti dari perusahaan Amman Mineral tentu saja bertolak belakang dengan apa yang dituding oleh sejumlah pihak, bahwa tambang Batu Hijau tidak berdampak terhadap perekonomian KSB.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbawa Barat melalui Bagian Statistisi Ahli Pertama, Dwi Sulistiarini, S.St, dihubungi, Rabu (28/12/2022) mengatakan, bahwa PDRB KSB dari sektor pertambangan kurun waktu 2017 – 2021 terus mendominasi hingga menembus angka 81,89 persen.
“Nilai itu termasuk distribusi dari pertambangan lainnya bukan dari PT. AMNT sendiri. Khusus pertambangan Kategori B, pertambangan dan penggalian/Mining and Quarrying ini berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp. 19.464.121.51 dalam juta rupiah pada tahun 2021. Distribusi ini terus mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2018 -2021,” terangnya.
Selain itu, pihaknya tak memungkiri jika realisasi investasi Kabupaten Sumbawa Barat dari sektor pertambangan pun sangat signifikan hingga berpengaruh pada perputaran ekonomi masyarakat yang dinamis.
Dari data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) setempat mencatat, pada kuartal II/2021 realisasi investasi senilai Rp1,023 triliun. Capaian itu lebih besar Rp727 miliar jika dibandingkan dengan capaian investasi pada kuartal I/2021 senilai Rp296 miliar, sehingga realisasi investasi di Sumbawa Barat masih terkonsentrasi pada sektor tambang dan diikuti oleh sektor lainnya.
BPS KSB juga melaporkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) diwilayah setempat turun jika dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun 2021 angka TPT sebesar 5.52 persen, kemudian untuk tahun 2022 TPT sebesar 4.56 persen.
“Jadi, ada penurunan jumlah pengangguran di tahun 2022 ini sebesar 0.96 poin. Ini bisa saja disebabkan oleh faktor keadaan ketenagakerjaan yang semakin baik seiring dengan penguatan ekonomi,” tandasnya.
Terkait tingkat pengangguran terbuka ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa Barat pun menyampaikan, jika rangkaian rekrutmen tenaga kerja oleh sejumlah perusahaan di Batu Hijau melalui sistem satu pintu yang dilakukan pihaknya telah mampu menekan tingkat pengangguran di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kemudian, serapan jumlah tenaga kerja bahkan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan masing-masing perusahaan di Batu Hijau.
“Rinciannya 1.331 orang Naker lokal KSB, Lokal NTB dan Nasional untuk perusahaan AMNT, AMIN dan AMIG, 2.675 orang Naker lokal KSB, Lokal NTB dan Nasional untuk perusahaan Macmahon Indonesia dan MLS, serta 5.551 orang Naker lokal KSB, Lokal NTB dan Nasional untuk perusahaan Mitra Bisnis,” kata Kepala Disnakertrans KSB melalui Kabid Penempatan Tenaga Kerja (Penta), Tohiruddin, SH, seraya menambahkan, sedangkan untuk tenaga kerja asing (TKA) pada periode Juli 2022 sebanyak 54 org pada project Batu Hijau.
“47 orang TKA lainnya, lagi berdasarkan pendataan pada Juli 2022 lalu merupakan TKA yang bekerja pada Project Smelter,” demikian Tohir. ( red )