Gas Elpiji @kg Langka, Ketua DPC HANURA KSB Angkat Bicara

Spread the love

Gas Elpiji @kg Langka, Ketua DPC HANURA KSB Angkat Bicara

Sumbawa Barat, bidikankameranews.com

Kelangkaan Gas Elpiji Bersubsidi di Kabupaten Sumbawa Barat, sudah terjadi sejak hari raya idul adha 2023, hal ini membuat para ibu – ibu menjerit, terutama para UMKM, betapa tidak saat pemerintah mengambil keputusan konversi dari minyak tanah ke elpiji bersubsidi @ 3 kg bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,sangat mudah didapatkan disejumlah pangkalan, namun kini menjadi sebuah lagu lama yang telah usang, betapa tidak, kelangkaan Gas Elpiji @3 kg disejumlah tempat ini terjadi.

Meski awalnya banyak yang menyangsikan akan berhasil, konversi Minyak Tanah ke LPG menjadi fenomena penting program konversi energi di Indonesia. Apalagi, keberhasilan mengubah kebiasaan masyarakat yang turun termurun dari generasi ke generasi menggunakan Minyak Tanah beralih ke LPG bukan sekadar persoalan teknis, namun juga sarat dengan aspek sosial dan budaya.

Sebenarnya, tujuan utama konversi Minyak Tanah ke LPG untuk mengurangi subsidi. Maklum, Minyak Tanah, yang biaya produksinya setara dengan Avtur, selama ini dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat berpenghasilan rendah yang terkonsentrasi di perdesaan. Sehingga pemerintah memberikan subsidi harga. Kebijakan yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini cukup membebani keuangan negara.

Atas kelangkaan tersebut, Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Sumbawa Barat , H Deden Zaedul Bahri.SH , angkat bicara untuk meminta pemerintah mencari akar persoalan atas kelangkaan gas LPG 3 Kg di Kabupaten Sumbawa Barat sejak 3 bulan terakhir ini. Sebab, gas LPG terutama yang subsidi merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

“Gas merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat sehingga  Pemerintah harus menjamin distribusi LPG bersubsidi berjalan dengan lancar. Program pro rakyat jangan sampai mempersulit masyarakat,” kata H Deden kepada media, sabtu ( 29/07 ).

Kelangkaan gas LPG 3 Kg berdampak pada kenaikan harga dari yang biasanya Rp16-19 ribu, menjadi Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Kondisi tersebut, sambung H Deden telah menyebabkan gelombang kekhawatiran rakyat kabupaten Sumbawa Barat

“Masyarakat mengeluh karena sangat membebani mereka, khususnya bagi warga kalangan menengah ke bawah. Apalagi, banyak warga yang berjam-jam harus antre demi bisa mendapat gas LPG bersubsidi,” ujarnya.

Menurut H Deden, masyarakat kecil yang paling merasakan dampaknya, terutama ibu-ibu rumah tangga. Untuk itu, pihaknya mendorong Komisi II ,Pemerintah Daerah dan Pertamina memberi perhatian serius terkait permasalahan kelangkaan gas LPG bersubaidi.

Pemerintah dan stakeholder terkait harus segera menghadirkan solusi. Sehingga, kondisi ini tidak semakin lama menyulitkan masyarakat.

“Selesaikan kelangkaan gas LPG ini secepat mungkin. . Apakah karena kuota yang tidak cukup, atau akibat alasan lain,” ujarnya.

Komunikasi antara Pemerintah daerah (Pemda), Pertamina, dan distributor gas harus semakin ditingkatkan guna mencari solusi. Mulai dari perbanyak operasi pasar, dan cek apakah diperlukan adanya kuota tambahan bagi masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang mengalami kelangkaan.

“Kerja sama seluruh pihak terkait sudah pasti harus dimaksimalkan, termasuk penegak hukum. Karena perlu ada penyelidikan untuk beberapa tempat dan diposting di fb yang kenaikan harga gas LPG subsidinya sudah tidak wajar karena mencapai Rp 35 ribu satu tabung,” ujarnya.( edi )


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

HMS Perkuat Jiwa Patriotisme dan Nasionalisme Masyarakat dan Pemuda di Kecamatan Alas Sumbawa

Ming Jul 30 , 2023
Spread the love       Sumbawa Besar NTB, Bidikan Kamera News – Anggota Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Dr. H. Muhammad […]
news-0212

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

5046

5047

5048

5049

5050

5051

5052

5053

5054

5055

5061

5062

5063

5064

5065

5066

5067

5068

5069

5070

8076

8077

8078

8079

8080

8081

8082

8083

8084

8085

8801

8802

8803

8804

8805

8806

8807

8808

8809

8810

8811

8812

8813

8814

8815

8051

8082

8113

8144

8175

8816

8817

8818

8819

8820

5026

5027

5028

5029

5030

5031

5032

5033

5034

5035

5076

5077

5078

5079

5080

5081

5082

5083

5084

5085

8041

8042

8043

8044

8045

8046

8047

8048

8049

8050

8821

8822

8823

8824

8825

8826

8827

8828

8829

8830

8831

8832

8833

8834

8835

5011

5012

5013

5014

5015

5056

5057

5058

5059

5060

5086

5087

5088

5089

5090

5091

5092

5093

5094

5095

5021

5022

5023

5024

5025

5096

5097

5098

5099

5100

8836

8837

8838

8839

8840

8001

8002

8003

8004

8005

8006

8007

8008

8009

8010

8011

8012

8013

8014

8015

8016

8017

8018

8019

8020

8021

8022

8023

8024

8025

8026

8027

8028

8029

8030

8841

8842

8843

8844

8845

8031

8032

8033

8034

8035

8036

8037

8038

8039

8040

8846

8847

8848

8849

8850

8851

8852

8853

8854

8855

8856

8857

8858

8859

8860

8861

8862

8863

8864

8865

8866

8867

8868

8869

8870

8871

8872

8873

8874

8875

8876

8877

8878

8879

8880

news-0212