Gas 3 Kg Langka di KSB, Ternyata Ada Pangkalan Yang Mengoplos  ” Segel Tabung Pertamina Tidak Safety “

Spread the love

Gas 3 Kg Langka di KSB, Ternyata Ada Pangkalan Yang Mengoplos  ” Segel Tabung Pertamina Tidak Safety “

Sumbawa Barat, bidikankameranews.com

Penyebab kelangkaan gas Kg di Kabupaten Sumbawa Barat mulai terkuak, temuan ini hasil laporan Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan ( Diskopribdagkop ) Ir.Lalu Azgar.M.Si dalam pemaparannya di hadapan Komisi 2 DPRD Sumbawa Barat Bersama Pertamina, Distributor, dan Agen pada Rapat Dengar Pendapat yang digelar pada Senin, ( 01/08 )

Kelangkaan ini terjadi akibat adanya dugaan pangkalan pangkakan nakal yang bermain dengan pihak ketiga dengan melakukan pengoplosan dari @3 kg menjadi 12 Kg .

Dugaan tersebut disampaikan oleh Kadiskoprindag ini mengaitkan kelangkaan elpiji 3 kg dengan aksi pengoplosan , demi untung berlipat, gas bersubsidi dalam tabung melon tersebut dipindah ke tabung biru 12 kilogram.

“Dalam kesempatan ini, kami meminta kepada masyarakat untuk bisa ikut mengawasi pendistribusian gas LPG ukuran 3 kg, untuk jangan disalahgunakan,” harap Lalu Azhar

Menurutnya, modusnya, pelaku dapat tabung dari berbagai tempat. Gas dari tabung 3 kg dipindahkan ke tabung nonsubsidi menggunakan selang regulator dan es batu untuk mendinginkan,” kata lalu Azhar

” Pelaku menjual tabung yang sudah dioplos dengan harga miring, pertabung 12 kg, misalnya, dijual Rp150 – 175 ribu Padahal, harga isi ulangnya dari pertamina Rp 204.000., dijual HET nya 135 ribu ” jelas Lalu Azhar.

”(Pengoplosan) ini adalah penyalahgunaan gas elpiji bersubsidi. Apabila tidak cepat dilakukan penindakan, akan menimbulkan kelangkaan elpiji 3 kg untuk masyarakat kurang mampu,” ujar

Apalagi, harga gas 3 kg yang sekitar Rp 18.000 – 20.000., terpaut jauh dengan elpiji nonsubsidi.

Selain perbedaan harga yang timpang, lanjut Lalu Azhar , terdapat celah dalam distribusi elpiji bersubsidi. Ia mencontohkan, dalam satu wilayah terdata 100 penerima elpiji bersubsidi. ”Tapi, yang didistribusikan hanya 80 tabung. Ini yang tidak relevan sehingga kami dalami,” ujarnya.

Lalu Azhar menilai, tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus ini. Oleh karena itu, pihaknya tengah mendalami rantai distribusi dari agen hingga pangkalan elpiji. ”Kami juga akan koordinasi dengan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas),” ungkapnya.

Sementara H Riyadi anggota Komisi II dalam tanggapannya mengatakan, lemahnya pengawasan dari Pertamina terkait Segelisasi gas non Subsidi @ 12 kg, sangat memudahkan pelaku melakukan pengoplosan gas elpiji bersubsidi ditambah lagi dengan disparitas harga yang sangat mencolok antara gas subsidi dengan non subsidi , ” Lemahnya sistim segelisasi oleh Pertamina, sangat mudah pelaku melakukan pengoplosan , Pertamina adalah BUMN terbesar dan safetynya sangat tinggi, Kok segel gas 12 kg asal- asalan ” kata H Riyadi.

Bukan itu saja kata H Riyadi, lemahnya sistim penyaluran gas Elpiji bersubsidi dari agen ke pangkalan hingga distribusi, membuat beberapa pangkalan yang nakal melakukan permainan dengan pihak ketiga untuk melakukan pengoplosan ke 12 kg ” Pertamina bukan hanya menerima laporan, akan tetapi harus dibarengi dengan tindakan ” katanya. ( edi )


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Komisi II dan Koperindag KSB Sepakat Awasi Agen dan Pangkalan LPG 3Kg

Sen Jul 31 , 2023
Spread the love       Komisi II dan Koperindag KSB Sepakat Awasi Agen dan Pangkalan LPG 3Kg Taliwang, bidikankameranews.com KA – Kelangkaan […]
news-0212

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

5046

5047

5048

5049

5050

5051

5052

5053

5054

5055

5061

5062

5063

5064

5065

5066

5067

5068

5069

5070

8076

8077

8078

8079

8080

8081

8082

8083

8084

8085

8801

8802

8803

8804

8805

8806

8807

8808

8809

8810

8811

8812

8813

8814

8815

8051

8082

8113

8144

8175

8816

8817

8818

8819

8820

5026

5027

5028

5029

5030

5031

5032

5033

5034

5035

5076

5077

5078

5079

5080

5081

5082

5083

5084

5085

8041

8042

8043

8044

8045

8046

8047

8048

8049

8050

8821

8822

8823

8824

8825

8826

8827

8828

8829

8830

8831

8832

8833

8834

8835

5011

5012

5013

5014

5015

5056

5057

5058

5059

5060

5086

5087

5088

5089

5090

5091

5092

5093

5094

5095

5021

5022

5023

5024

5025

5096

5097

5098

5099

5100

8836

8837

8838

8839

8840

8001

8002

8003

8004

8005

8006

8007

8008

8009

8010

8011

8012

8013

8014

8015

8016

8017

8018

8019

8020

8021

8022

8023

8024

8025

8026

8027

8028

8029

8030

8841

8842

8843

8844

8845

8031

8032

8033

8034

8035

8036

8037

8038

8039

8040

8846

8847

8848

8849

8850

8851

8852

8853

8854

8855

8856

8857

8858

8859

8860

8861

8862

8863

8864

8865

8866

8867

8868

8869

8870

8871

8872

8873

8874

8875

8876

8877

8878

8879

8880

news-0212