Pentingnya Pendidikan dan Pemahaman Politik Sehat Dalam Membentuk Kesadaran Masyarakat

Spread the love

Oleh : Boris Syaifullah

Tampaknya kita sudah tidak asing dengan fenomena kontestasi dan kompetisi politik di negeri ini, sebab hal itu telah menjadi hidangan setiap lima tahun dalam ajang pergantian pemegang jabatan kepemimpinan di Republik ini. Realita politik cukup banyak memberikan kita penjelasan secara kontekstual dan kompleks, bahwa kontestasi politik mendominasi berbagai forum formal maupun informal sebagai tempat untuk mendapatkan simpatisan.

Para aktor politik atau politisi, baik politisi lama maupun politisi baru mulai sibuk menciptakan siklus politik baru dengan tujuan untuk menakar, memetakan, dan mengkalkulasikan relasi politik di masyarakat lebih interaktif.
semuanya sah-sah saja, karena jika di kaji dari prespektif demokrasi merupakan determinasi kemajuan berpikir dalam memaknai demokrasi politik yang diidam-idamkan selama ini.

Pemilu 2024 sudah di depan mata, pola dan strategi pemasaran di dalam politik sudah mulai ditampilkan di kacamata publik secara terbuka.
bagi petualangan politik, waktu adalah kesempatan dan peluang besar yang harus dimanfaatkan lebih optimal.
Hal demikian dilakukan tidak lain untuk mengangkat popularitas dan elektabilitas dari para tokoh politik tertentu.

Aktivitas politik praktis jelang pemilu memang bukan rahasia umum lagi di tengah-tengah masyarakat. Dengan munculnya para figur politik baru menandakan ruang politik semakin ketat dan kuat untuk diperebutkan dengan konsensus agar mendapatkan suara tertinggi dari masyarakat yang notabene merupakan penentu kemenangan. Sehingga, demokrasi politik melalui pemilu menjadi sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka keikutsertaan rakyat dalam memilih pemimpinnya secara demokratis (azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil).

Stigmatisasi politik oleh masyarakat memang sulit untuk dibendung akibat pengaruh dari perilaku politik yang mengatasnamakan rakyat demi kepentingan pribadi (populisme).

Oleh karena itu, masyarakat harus lebih up to date terhadap isu-isu sosial dan politik negeri ini, sebab masyarakat bagian terpenting dari tubuh politik yang akan menjadi mitra terikatnya.

Untuk menciptakan dinamika politik yang kondusif, tenteram dan damai, partai politik atau politisi tidak hanya fokus pada peningkatan elektabilitas partai atau figur partai politik. Akan tetapi jauh lebih afdol jika para politisi mencoba memperbaiki medan perpolitikan melalui pendidikan dan pemahaman politik yang sehat dan segar untuk membentuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya politik. Dengan demikian, stigmatisasi politik dari masyarakat dapat di minimalisasi dan berpengaruh pada peningkatan kualitas demokrasi politik kita menjadi lebih partisipatif pada Pemilu 2024 mendatang.

Ada anggapan dipikiran banyak orang bahwa yang boleh eksis dan besar di politik hanya orang tertentu.

“Orang lain hanya tukang tepuk tangan untuk mereka. Kita hanya sebagai “penggembira” bagian “hore – hore”. Anggapan itu terus tumbuh hampir tak ada yang berani melawan”, paparnya.

Orang seperti saya tidak pernah diharapkan tampil di panggung yang seolah hanya milik segelintir orang.
Tapi saya berontak. Ini bukan sekadar soal menang dan kalah. Tapi kita hapus anggapan salah bahwa kita hanya menjadi penonton, Kita juga bisa jadi pemain.

Ini waktunya kita kawan…. Kalah bukanlah hina dan menang tidak lah pasti lebih baik. Ini hanya soal hitungan angka.
Biarkan aku jadi tumbal untuk mendobrak stigma ini.

Salam penuh semangat
*Boris Syaifullah*


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Perkuat Sinergitas, Kadiv Humas Polri Sambut  Kunjungan Kapuspen TNI

Jum Jan 26 , 2024
Spread the love       Jakarta, bidikankameranews.com – Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dr. Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum., menyambut hangat […]