
Sumbawa Besar, bidikankameranews.com – Tim Satgas Pengendalian Harga Beras Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Polda NTB dan Satgas Pangan Nasional menggelar inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan distributor beras di Kabupaten Sumbawa, Sabtu (1/11/2025).
Ikut dalam tim Satgas Satgas Pengendalian Harga Beras Provinsi NTB ini di antaranya, Kadis Perdagangan NTB, Jamaluddin Maladi ST MT, Kadis Pangan NTB, Aidil Furqon, Sekdis Pangan Sumbawa, Syaihuddin SP, Kepala Bulog NTB dan Sumbawa serta tim dari Diskoperindag Sumbawa.
Langkah ini dilakukan setelah wilayah tersebut terindikasi mengalami kenaikan harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda NTB Kombes Pol FX. Endriadi, SIK yang didampingi Kasat Reskrim Polres Sumbawa, AKP Dilia Pria Firmawan STM., SIK mengatakan, kegiatan sidak ini bertujuan memastikan harga beras di pasaran sesuai dengan ketentuan pemerintah.
“Kami dari tim Satgas pengendalian harga beras Provinsi NTB bersama Badan Pangan Nasional, Dinas Perdagangan, dan Bulog melakukan pemantauan langsung di lapangan. Di Kabupaten Sumbawa ini masih ditemukan harga beras di atas HET,” ujar Kombes Endriadi.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan di dua pasar utama di Sumbawa, harga beras medium dan premium masih melebihi batas ketentuan.
“Harga beras medium seharusnya Rp 13.500 per kilogram dan premium Rp 14.900. Namun, di lapangan masih ada yang menjual di atas itu. Setelah kami telusuri, ternyata harga dari distributor sudah tinggi sehingga pedagang kesulitan menyesuaikan,” jelasnya.
Pihak kepolisian bersama Satgas Pangan telah berdialog dengan distributor dan pedagang untuk segera menyesuaikan harga agar sesuai HET.
“Kami sudah berkomitmen dengan rekan-rekan distributor agar segera melakukan penyesuaian harga, supaya masyarakat dapat membeli beras dengan harga yang wajar,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rinna Syawal, yang turut hadir dalam sidak tersebut, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi dalam menjaga stabilitas harga pangan.
“Satgas ini terdiri dari unsur kepolisian, perdagangan, ketahanan pangan, dan Bulog. Kami ingin memastikan harga beras di pasar sesuai aturan. Dari hasil pantauan, memang harga di Sumbawa lebih tinggi karena pasokan dari distributor juga sudah tinggi,” ujar Rinna.
Ia menambahkan, pihaknya telah meminta para pelaku usaha di tingkat distributor untuk menyesuaikan harga agar rantai pasok berjalan sehat.
“Kita ingin semua pihak diuntungkan, petani tetap mendapatkan harga baik, pedagang bisa menjual dengan margin wajar, dan konsumen tetap bisa membeli beras dengan harga terjangkau,” jelasnya.
Sidak gabungan ini juga menjadi bagian dari langkah preventif pemerintah dalam menekan potensi pelanggaran distribusi pangan dan menjaga stabilitas harga jelang akhir tahun.
Untuk diketahui Sidak ini dilakukan di Pasar Brang Biji dan Pasar Seketeng guna mengetahui harga beras yang dijual pedagang. Selanjutnya tim juga mendatangi beberapa distributor beras yakni 169 di Jorok, Tiga Dara di Kecamatan Lopok dan Tujuh Tujuh di Desa Baru Tahan Kecamatan Moyo Utara. (Jim)













