
Sumbawa Besar, bidikankameranews.com – Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jamaluddin Malady, ST., MT., menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga beras di daerah.
Ia menyebut Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu daerah yang berpengaruh besar terhadap pergerakan harga beras di Pulau Sumbawa.
“Sangat penting menjaga kestabilan harga beras. Penyumbang kenaikan harga beras di atas HET ini memang banyak dari Sumbawa, karena di sini ada beberapa distributor besar seperti 169, Tiga Dara, dan Tujuh Tujuh. Beras-beras mereka inilah yang banyak beredar di Pulau Sumbawa, termasuk KSB, Dompu, dan Bima,” jelas Jamal Redi, akrab Ia disapa saat melakukan sidak bersama Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda NTB dan Satgas Pangan di sejumlah pasar dan Distributor Beras di wilayah Sumbawa, Sabtu (1/11/2025).
Mantan Kadis Pariwisata NTB ini mengapresiasi langkah positif sejumlah distributor besar yang mulai menurunkan harga setelah pertemuan kedua bersama Satgas Pangan.
“Alhamdulillah, kita sudah bertemu dengan direktur 169, Tiga Dara, dan Tujuh Tujuh, mereka berkomitmen menurunkan harga agar ada ruang harga bagi pedagang di pasar. Sebelumnya harga masih tinggi, tapi kini sudah mulai turun, dan ini perkembangan yang baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti perlunya kebijakan pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menetapkan batas atas harga gabah, guna menghindari persaingan tidak sehat antar distributor.
“Sekarang sudah ada harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram, tapi batas atasnya belum ada. Idealnya ada selisih, misalnya batas bawah Rp 6.500 dan batas atas Rp 6.800. Kalau tidak ada batas atas, distributor bisa berlomba membeli gabah hingga Rp 7.000 lebih, dan otomatis harga beras di pasaran ikut naik,” terang Jamal Redi.
Menurutnya, pengaturan batas atas tersebut sangat penting agar rantai harga tetap terkendali, mulai dari tingkat petani hingga ke konsumen.
“Kalau batas atas ditetapkan, maka harga gabah stabil, harga beras pun bisa dikendalikan. Ibu Rinna dari Bapanas tadi juga sudah menegaskan bahwa regulasi gabah sedang disusun lebih rinci, agar tidak terjadi lonjakan harga di tingkat hilir,” tambah pejabat low profil yang juga pernah menjabat Kadis Perkim NTB ini.
Untuk diketahui sidak gabungan ini merupakan langkah preventif pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan menjelang akhir tahun. Kegiatan dilakukan di Pasar Brang Biji dan Pasar Seketeng, kemudian dilanjutkan ke sejumlah distributor besar seperti 169 di Jorok, Tiga Dara di Kecamatan Lopok, dan Tujuh Tujuh di Desa Kukin, Kecamatan Moyo Utara.
Adapun Tim Satgas terdiri dari Diskremsus Polda NTB, Kombes FX Endriadi SIK, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas RI Rinna Syawal, Kadis Perdagangan NTB Jamaluddin Malady ST, Kadis Pangan NTB Aidil Furqon, Sekdis Pangan Sumbawa Syaihuddin, SP, Kepala Bulog NTB dan Sumbawa, serta tim dari Diskoperindag Sumbawa. Selain itu ikut mendampingi Kasat Reskrim Polres Sumbawa, AKP Dilia Pria Firmawan SIK dan jajarannya. (*)













