Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –
Bertempat di Bale Jam Istana NIT (Nusa Indonesia Tengah) yakni di halaman Pendopo Bupati Sumbawa tepat pukul 17.13 Wita digelar Upacara CAMBAVA SOLTICE yang diiringi musik rakyat Bagentang Teja dari Matano Poto, disertai lantunan surah Al Ashri, tujuh belas kali lonceng Bale Jam dibunyikan berturutan, selasa (21/6/2022).
Refleksi budaya disampaikan budayawan Taufik Rahzen menyampaikan refleksi budaya bahwa acara ini akan mempengaruhi secara mendalam cara kita untuk menata waktu. Letak geografis Sumbawa yang berada di titik tengah Nusantara, mencanangkan tentang pembagian dua zona waktu Indonesia timur (ano-siup) dan Indonesia barat (ano-rawi). Pembagian dua zona ini, akan mengintegrasikan ritme waktu Nusantara dengan ritme digital global.
“tujuan dari upacara ini adalah untuk merombak konsep dan pembagian waktu yang ada serta bagaimana mengintegrasikan atau memadukan Indonesia ini ke dalam waktu global. Upacara yang sederhana ini bukan tujuannya untuk merayakan apapun, tetapi untuk melestarikan tradisi bale jam yang sejak dulu diketahui oleh masyarakat Sumbawa sebagai penanda waktu ”, ungkapnya.
menurut Taufik Rahzen, pada berbagai kebudayaan dunia, saat tertahannya matahari (sol=matahari, tice=tertahan) dianggap sebagai awal bergulirnya waktu tahunan, ketika alam dan manusia membuat perjanjiannya. Pranatamangsa tahun Jawa dan Nusantara yang dihitung sejak 21 Juni 78 M, menandai pembagian waktu, terangnya.
kegiatan ini diakhiri dengan Penandatangan tahunan oleh seluruh peserta yang hadir. (*)