Jumpa Pers LATS Jelang Perhelatan Upacara Adat Pangangkatan Datu Rajamuda (Putra Mahkota) Kesultanan Sumbawa

Spread the love

Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –

Menjelang perhelatan Upacara Adat Pangangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa yang diselenggarakan oleh Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) pada tanggal 27 – 29 Mei 2024 mendatang, berbagai persiapan dimantapkan dengan panitia secara keseluruhan.

Prosesi Pengangkatan Rajamuda adalah upacara adat “Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa” sebagai salah satu upaya menjaga keberlangsungan eksistensi Kesultanan Sumbawa dalam menjaga warisan budaya Tau Samawa.

Dalam kegiatan Jumpa pers yang dihadiri Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A – Sekretaris Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa, Aminuddin, M.T – Sekretaris Panitia Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa, Muhammad Ikraman, S.Pt – Sekretaris Pajatu Adat Lembaga Adat Tana Samawa bersama sejumlah wartawan di Istana Tua Dalam Loka, sabtu sore (25/5/2024).

Berikut penjelasan selengkapnya :
sesuai dengan salah satu rekomendasi dari Mudzakarah Rea Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) tahun 2022 yang mengamanatkan kepada Sultan Muhammad
Kaharuddin IV untuk mempimpin pelestarian dan pengembangan budaya dan adat Tau Tana Samawa, pengejawantahan dari Adat Barenti Lako Syara’, Syara’ Barenti Lako Kitabullah menuju masyarakat
yang religius, modern, dan demokratis, dibutuhkan kepastian akan adanya keberlanjutan penerus Kesultanan Sumbawa.

Sejalan dengan rekomendasi Mudzakarah Rea LATS tahun 2022, untuk memastikan adanya keberlanjutan pelestarian nilai-nilai peradaban Tau ke Tana Samawa yang dipandang penting dan perlu untuk menjamin terlaksananya proses pewarisan pemangku Kesultanan Sumbawa di masa yang akan datang, dengan memperhatikan tradisi, adat, dan rapang yang telah berlaku turun-temurun di Kesultanan Sumbawa sehingga penting dan perlu dilakukan pengangkatan Datu Rajamuda (Putra Mahkota) Kesultanan Sumbawa. Salah satu prosesi adat yang ditempuh oleh penerus Kesultanan
Sumbawa.

sebelum Pengangkatan Datu Rajamuda (DRM) adalah Pengukuhan Gelar Adat dan Gelar Kebangsawanan Kepada Puteri, Menantu, dan Cucu dari Dewa Masmawa Sultan Sumbawa XVIII, Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang dilaksanakan pada tanggal 27 Rajab 1444 H atau tanggal 17
Februari 2023 lalu.
Berdasarkan SK Sultan Sumbawa XVIII selaku Ketua Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) tentang Pengukuhan Gelar Adat dan Gelar Kebangsawanan Kepada Puteri, Menantu, dan Cucu dari Dewa Masmawa Sultan Sumbawa XVIII, Sultan Muhammad Kaharuddin IV, berikut nama dan gelar yang disematkan : Daeng Nadya Indriana Hanoum (putri) bergelar Daeng Risompa Datu Intan Ratu; Daeng Sarojinni Naidu (putri) bergelar Daeng Masugi Ratu Datu Batari Toja; Raden Ali Permadiono
Sumedi (menantu) bergelar Daeng Anggawasita Datu Batara Langi; Sentot Agus Priyanto (menantu) bergelar Daeng Manassa Datu Patarai; Nadine Kemalasari Sumedi (cucu) bergelar Daeng Masrilangi;
Raihan Omar Hasani Priyanto (cucu) bergelar Daeng Mas Madinah Datu Rajamuda; Raindra Saadya Ramadhan Priyanto (cucu) bergelar Daeng Massir; Rayaka Ali Kareem Priyanto (cucu) Bergelar Daeng Manyurang.

Menjelang perhelatan Upacara Adat Pangangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa yang diselenggarakan oleh Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) pada tanggal 27 – 29 Mei 2024 mendatang,
berbagai persiapan telah dimantapkan dengan diadakannya rapat panitia secara keseluruhan di Istana Dalam Loka. Rapat ini berlangsung sangat hikmat dengan kehadiran Dewa Masmawa yang menyampaikan pasatotang kepada seluruh anggota panitia.
Rangkaian Upacara Adat yang akan dilaksanakan selama Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa, antara lain:

1. Ete Ai Kadewa (Senin, 27 Mei 2024, mulai pukul 08.00 WITA) ~ prosesi pengambilan air di empat sumber mata air yang sakral bagi keturunan Sultan Sumbawa yaitu: Ai Awak, Ai
Sumer Bater, Ai Tungkup, dan Ai Panemung. Keempat sumber mata air ini memiliki makna
tersendiri yaitu Ai Awak menyimbolkan hakekat diri, hati, dan jiwa yang menjadi
semangat dalam hidup Sultan; Ai Sumer Bater bermakna perjuangan dan kerja keras
dalam rangka mencapai kemakmuran dalam hidup; Ai Tungkup adalah simbol penghargaan yang diberikan oleh Sultan kepada hasil kerja keras siapapun yang dengan tulus melakukan paboat aji; sedangkan Ai Panemung yakni bertemuanya air sungai dan air laut di muara sungai (Boa Berang) Samawa. Ketiga sumber Ai Kadewa lainnya juga turut mengalir ke laut dari muara sungai ini. Ai panemung melambangkan pamendi (empati) seorang pimpinan dan
lahirnya panyadu (kepercayaan) dari rakyat yg dipimpin. Keempat air ini kemudian ditarak
atau disucikan semalam dengan ikhitar doa agar keesokan paginya dapat digunakan
untuk prosesi Basiram dan Jeruk Ai Oram.

2. Genris Pusaka (Senin, 27 Mei 2024, mulai pukul 10.00 WITA) ~ merupakan prosesi
penyucian Regalia Kesultanan Sumbawa yang tergai menjadi dua yaitu Regalia Utama
(Parewa Kamutar) dan Regalia Harian (Parewa Tokal Adat Ode) yg kesemuanya
merupakan Lambang Kebesaran Kesultanan Sumbawa yg selalu dihadirkan dalam Tokal
Adat Kesultanan Sumbawa.

3. Satenri Manik (Senin, 27 Mei 2024, mulai pukul 20.00 WITA) ~ Dewa Masmawa baik
selaku Sultan maupun Datu Mutar memiliki keputusan hukum yg berlaku mutlak bagi
seluruh Tau Tana Samawa karena setiap Sultan memutuskan dan menyampaikan titah
(Ramanik) telah melalui ikhtiar para Ulama serta kajian para tokoh.
Satenri Manik merupakan momen dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV bertitah kepada Datu Rajamuda untuk mengemban amanah.

4. Basiram (Selasa, 28 Mei 2024, mulai pukul 08.00 WITA) ~ prosesi adat bersuci (taharah) yakni prosesi menyucikan diri lahir batin sebelum menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan Datu Rajamuda Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah. Tahapan dalam prosesi Basiram adalah sebagai berikut :
(a) Sateri Ai Mula atau menuangkan air untuk pertama kalinya dengan menggunakan Ai
Kadewa yang sudah didiamkan dan diikhtiarkan semalaman. Sateri Ai Mula ini dilakukan oleh PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV.

(b) Sateri Ai Pasiram oleh 7 (tujuh)
perempuan sesepuh Kesultanan Sumbawa yang merupakan saudara terdekat Sultan
yaitu sepupu satu kali PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang berarti pula bahwa ke-7 perempuan pinisepuh ini adalah cucu dari Sultan Muhammad Djalaluddin III yaitu Siti Mutmaennah Daeng Maningratu (Daeng Aning), Hj. Lala Siti Fatimah, Tampawan Lalu Kohe, Lala Siti Hafifah, Hj. Lala Siti Rachmah, Daeng Sri Majenah (Daeng Nun), dan Lala Habira.

(c) Sateri Ai Kasuda atau menuangkan air terakhir sekaligus sebagai penutup
prosesi Basiram ini dilakukan oleh Dea Guru Syukri Rahmat, selaku ketua Dewan Syara’
Lembaga Adat Tana Samawa (LATS).

5. Upacara Pengangkatan Datu Rajamuda (Selasa, 29 Mei 2024, mulai pukul 08.00 WITA ~ setelah Sultan memutuskan dan menitahkan calon pewarisnya maka ada rangkaian prosesi adat yang dilakukan baik bersifat internal maupun eksternal. Satenri Manik dan Basiram adalah dua prosesi internal keluarga inti Sultan. Sedangkan upacara pengangkatan Datu Rajamuda ini bersifat eksternal untuk memberitahukan kepada khalayak.

Rangkaian prosesi adat Pegangkatan Datu Rajamuda ini terdiri dari:
a. Sanapat Pelasan Kamutar atau menyampaikan Surat Keputusan yang berisi
pengangkatan Datu Rajamuda dan dasar pengambilan keputusan.
b. Satenri Manik merupakan momen dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV
bertitah kepada Datu Rajamuda untuk mengemban amanah sebagai penerus
Kesultanan Sumbawa.
c. Pasangkeling Sangka Manik merupakan jawaban tentang kesiapan Datu
Rajamuda untuk mengemban amanah yang diberikan oleh Dewa Masmawa.
d. Sakena Parewa/Lambang Datu Rajamuda merupakan pemakaian atribut regalia
Datu Rajamuda yang terdiri dari Keris Kanadi dan Cilo Datu Rajamuda.

Jeruk Ai Oram berupa proses penyucian diri lahir batin setelah menerima
amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan kepada Datu Rajamuda.
Prosesi Jeruk Ai Oram ini dilakukan oleh para sesepuh perempuan Kesultanan
Sumbawa yang secara simbolis membasuh empat bagian penting anggota tubuh
Datu Rajamuda yaitu kepala (melambangkan pemikiran), wajah (melambangkan
aura yang positif atas dasar ilmu, iman, dan amal), pundak (melambangkan
tanggung jawab), tangan (melambangkan bekerja keras), dan kaki
(melambahkan langkah ke arah yang baik). Pada saat membasuh bagian tubuh
Datu Rajamuda, para sesepuh perempuan Kesultanan Sumbawa ini menghaturkan doa dalam hati mengharapkan kehadirat Allah SWT untuk memberkati para keturunan agar dapat memperkuat dan melanjutkan
Kesultanan Sumbawa di masa kini dan nanti.
f. Pasatotang Dewa Masmawa berupa nasehat-nasehat yang diberikan oleh
Sultan kepada calon penerusnya.
Salah satu poin yang ditekankan oleh Sultan Sumbawa XVIII ini adalah tentang visi beliau dalam memimpin dan membawa Adat Tau ke Tana Sumbawa ini.

“Pemilik Adat Sumbawa bukan hanya
keluarga Sultan semata tetapi adat ini adalah milik seluruh masyarakat Sumbawa. Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) ini terbuka untuk siapa saja yang mau mengisi, berkontribusi, menjaga, dan melestarikan adat dan budaya Sumbawa asalkan ada kemampuan dalam pengetahuan, ikhlas bekerja, dan mampu bekerja secara bersama-sama dalam memajukan adat dan budaya Samawa.

Pengangkatan Datu Rajamuda ini adalah tindaklanjut dari hasil rekomendasi Mudzakarah Rea Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) tahun 2022 yang memohon kepada Sultan Sumbawa untuk memastikan adanya keberlanjutan Kesultanan Sumbawa dengan menunjuk dan mengangkat calon
penerus beliau di masa yang akan datang.

“Penting saya jelaskan disini bahwa penunjukkan dan pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa ini adalah Hak Prerogatif atau Hak Mutlak dari saya.” tegasnya.

Lebih lanjut beliau menjelaskan, bahwa cucu beliau ini adalah generasi muda pada zamannya yang tentu situasi, kondisi, dan tantangannya berbeda dengan beliau. Raihan Omar Hasani, cucu beliau saat ini sudah bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan retail untuk bekal hidupnya bersama keluarganya kelak.

Pengabdiannya kepada Kesultanan Sumbawa sebagai Datu Rajamuda akan dibuktikan dengan cara berkontribusi dalam pemikiran dan kemampuan dalam bekerja bersama-sama dengan LATS dan masyarakat Sumbawa dalam membangun dan mengembangkan adat dan budaya
Tau ke Tana Samawa.

“Dia tidak harus tinggal dan menetap di Sumbawa untuk menunjukkan dedikasi dan kontribusinya, karena ia memiliki pekerjaan dan karir di luar Sumbawa, namun ia harus mampu bekerja keras, tidak berhenti belajar tentang adat dan budaya Sumbawa, serta mampu dengan kapasitas yang dimilikinya
bekerja bersama-sama dengan LATS untuk memajukan adat dan budaya Tau ke Tana Samawa.” tutupnya. (Jim)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Miliki Faktor Kesejarahan dengan Parenti Kalanis Tau Samawa, Himpunan Keluarga Madura Ngayap Lako Maraja

Ming Mei 26 , 2024
Spread the love      Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –Menjelang Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa yangdiselenggarakan oleh Majelis Adat Lembaga Adat Tana […]