
Sumbawa Besar NTB,
Bidikan Kamera News –
Komunitas Janda Samawa (KOJAS) resmi dikukuhkan, kegiatan tersebut berlangsung di Aula Hotel Sernu, sabtu sore kemarin (20/7/2024).
Deklarasi Komunitas Janda Samawa dihadiri Anggota DPR RI, H. Johan Rosihan ST, Ketua Kojas Pusat Ir. Dirmawan M.Si, Kadisos Abu Bakar M.Si, Kordinator Dewan Pembina Kojas Pusat Ahmad Dilaga.


Ketua Kojas Pusat, Ir. Dirmawan M.Si dalam sambutannya memaparkan perjalanan panjang sampai terbentuknya Kojas hingga hari ini.
Menurut Dirmawan, Kojas memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga ada pengakuan dari masyarakat luas. Begitu pula terhadap status janda kerap dipandang negatif, sementara di dalam komunitas janda ini banyak anggota yang produktif dan inovatif. Komunitas ini bukan menjadi rintangan untuk maju kedepan, meski rintangan dan resikonya besar.
“Ibu – ibu tidak usah ragu – ragu masuk bergabung dalam komunikasi ini. Ada sekitar 3.319 anggota Kojas di NTB, ada cabang di Lombok, dan dalam waktu dekat akan dibentuk di Bekasi dan Palangkaraya.” terang Dirmawan.

Ketua Kojas Hj. Masri dalam laporannya mengatakan, pengurus dan Anggota Kojas Sumbawa hingga hari ini yang aktif ada sekitar 50 orang.
“Kami yang aktif ada 50 orang di Sumbawa. Ke depan pasca deklarasi ini, para pengurus akan langsung bekerja mendata para Janda yang ada di kabupaten sumbawa dan bahkan akan turun langsung hingga ke desa-desa,” ungkapnya.

Adapun tujuan dibentuknya Kojas ini adalah sebagai wadah tempat merangkul dan memberdayakan para janda atau Single Parents di sumbawa dengan kegiatan-kegiatan positif khususnya UMKM.
“Kami ingin para janda mendapatkan perhatian dari pemerintah dan diberikan ruang serta kesempatan untuk dapat berbuat bagi daerah. Melalui komunitas inilah kami ingin membuktikan bahwa janda juga dapat berbuat untuk kemajuan daerah,” tegas Hj. Masri.


Selama ini lanjutnya, Kojas Sumbawa telah banyak melakukan program-program pemberdayaan dan ke depan janda-janda yang belum memiliki pekerjaan dapat diberikan pelatihan agar mereka dapat mandiri dan tidak harus berangkat ke luar negeri demi untuk mencari penghidupan atau menafkahi anak-anaknya, tandas Hj. Masri.

Selanjutnya pembacaan struktur organisasi Kojas dilanjutkan dengan pengukuhan pengurus Kojas.

Anggota DPR RI, H. Johan Rosihan, ST dalam sambutannya mengaku bersyukur bisa hadir di acara ini. Dirinya penasaran karena banyak yang chat dengan berbagai candaan dan guyonan. Komunitas ini dinilainya berani menggunakan kata *Janda* walaupun di berbagai daerah menggunakan istilah yang diperhalus seperti Single Parent dan Kepala Keluarga.
“kita harus sanggup menyandang status ini meski banyak kesan negatif, karena itu eksistensi Kojas menjadi tantangan kedepan. Kita harus keluar dari frame negatif dan kita sendiri yang merubahnya sehingga imej negatif pada janda bisa hilang. Saya mengajak Kojas dengan mengedepankan sisi pemberdayaan dan saya siap bekerjasama demi eksistensi Kojas di masyarakat, untuk berkontribusi demi Tau dan tana Samawa,” tegas H. Johan.
Menurut H. Johan, jika benar – benar ingin menghilangkan frame negatif, mari tunjukkann kontribusi, jaga nama baik, bekerja untuk menjawab tantangan, sehingga kesan negatif terhadap janda sedikit demi sedikit dapat dihilangkan.
H. Johan bersedia bekerjasama untuk dapat mengembangkan organisasi Kojas dalam hal sisi pemberdayaan.
“Janda itu mungkin karena nasib, inilah pilihan kita. Semoga apa yang diharapkan oleh Kojas dapat terwujud secara bersama sama.” tandasnya. (Jim)