EL NINO dan Dampak yang Terjadi di Indonesia
Oleh : Rusmiati A. Koda (Mahasiswa Teknik Lingkungan UTS)
Sumbawa Besar –
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan iklim yang sangat terasa di bumi. Hal ini sangat berpengaruh pada alam dan aktivitas manusia. Salah satunya adalah terdapat penyimpangan suhu yang mencolok, yang mengakibatkan banyak terjadinya fenomena alam seperti pemanasan global dan peristiwa El Nino. Sebutan itu berasal dari bahasa Spayol yang artinya Anak Tuhan.
Hal ini digunakan oleh nelayan yang berada di kawasan pantai akuador, untuk menunjukkan adanya arus panas yang muncul dari laut. Hal ini biasa terjadi mulai dari Natal hingga beberapa bulan berikutnya. Dampak yang paling umum yang dapat dilihat adalah menurunnya jumlah ikan yang membuat nelayan kesulitan.
Menurut BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang berada diatas kondisi normalnya dan terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah. Pemanasan SLM ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Singkatnya El Nino dapat memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat PeruEquador (Amerika Selatan), yang mengakibatkan gangguan iklim secara global. Biasanya suhu air permuakaan laut di daerah dingin, karena adanya ”up welling” arus dari dasar laut menuju permukaan. Proses Terjadinya El Nino, Pada saat – saat tertentu air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri equator, hingga sampai ke pantai barat Amerika Selatan (Peru-Bolivia). Pada saat yang bersamaan, air laut yang panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah selatan, hingga sampai ke pantai barat PeruEquador. Akhirnya akan terjadilah pertemuan antara air laut yang panas dari Indonesia dengan air laut yang panas dari Amerika Tengah di pantai barat Peru-Equador, dan berkumpulan massa air laut panas dalam jumlah yang besar dan menempati daerah yang luas.
Permukaan air laut yang panas tersebut, kemudian menularkan panasnya pada udara di atasnya, sehingga udara di daerah itu memuai ke atas (konveksi), dan terbentuklah daerah bertekanan rendah, di pantai barat PeruEquador. Akibatnya angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air, sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.
Dampak terjadinya El Nino pada Indonesia ketika El nino berlangsung, musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat. Selain itu naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik tengah dan timur.
Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari normal.
Selama El Nino dicatat telah terjadi korban meninggal dunia karena sesak nafas akibat kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap berkepanjangan bahkan ancaman kabut asap itu sampai ke Negara tetangga, adanya perjangkitan terbatas penyakit kolera di seluruh wilayah indonesia akibat pengaruh kekeringan terhadap ketersediaan air bersih.
El Nino juga menyebabkan hujan Sulit diprediksi. Menurut beberapa ahli telah terjadi perubahan iklim yang salah satu indikasinya adalah perubahan pola hujan. (*)