
Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –
Warga RT 001 RW 001 Kelurahan Lempeh Kecamatan Sumbawa terutama yang tinggal di bantaran sungai, merasa was-was. Sebab tidak lama lagi memasuki musim penghujan. Kekhawatiran ini karena setiap musim penghujan, lingkungan setempat banjir akibat air sungai meluap. Apalagi tebing pengaman sungai terkikis dan terancam roboh. Karenanya ketika Calon Bupati Sumbawa bernomor urut 1, Hj. Dewi Noviany S.Pd., M.Pd menyambangi warga setempat pada kegiatan kampanyenya, Jumat (11/10/24) malam, warga langsung menyampaikan keluhannya tersebut.
“Kami tidak minta sekarang tebing sungai sepanjang 150 meter dibronjong, kami doakan dan dukung dulu Ibu Novi menjadi Bupati Sumbawa. Tidak terlalu lama, karena tinggal 2 bulan lagi pemilihan sudah dilakukan dan insya Allah pasangan Novi Talif menjadi pemenangnya,” kata salah seorang perwakilan warga yang diamini semua yang hadir.

Sementara warga lainnya menyatakan sudah saatnya Bupati Sumbawa adalah seorang perempuan. Sebab selama 8 kali Bupati selalu dijabat laki-laki. “Kami ingin sosok seorang ibu, karena ibu (pemimpin) sangat paham tentang merawat anak-anaknya (rakyatnya) dan mengerti kebutuhannya. Karena ibu pasti sangat dekat dengan anak-anak,” ucapnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Calon Bupati yang diusung PKS, PPP dan Demokrat ini menyanggupinya. Bahkan Hj. Novi akrab Ia disapa, langsung menghubungi Ketua DPRD Sumbawa, Nanang Nasiruddin yang merupakan kader PKS pengusung Novi Talif. Melalui saluran telepon yang langsung didengar warga, Nanang memberikan jaminan bukan hanya diperjuangkan untuk diusulkan, tapi juga dapat menggunakan dana pokirnya. “Asalkan menangkan Novi Talif, insya Allah Pak Nanang menjamin hal itu,” kata Hj Novi yang disambut gembira warga setempat.
Hj Novi juga menegaskan bahwa Ia ingin mencatat sejarah. Setelah menjadi perempuan pertama yang menjadi Wakil Bupati Sumbawa, kini berharap menjadi wanita pertama menjadi Bupati Sumbawa.
“Dari empat pasangan calon hanya pasangan Novi Talif yang ada keterwakilan perempuannya,” pungkasnya. (*)