Dea Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV mengingatkan falsafah hidup Tau Samawa, yaitu “Takit Ko Nene’ Kangila Boat Lenge”
Sumbawa besar, bidikankameranews.com –
Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) Gelar Prosesi sakral penganugerahan gelar adat “Sampongo” yakni gelar kehormatan adat oleh Dea Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV kepada Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., dan Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, dan Ketua DPRD Sumbawa, Nanang Nasiruddin S.AP MM.Inov berlangsung khidmat di Istana Dalam Loka, Sumbawa Besar, Selasa pagi (22/04/2025).
Gelar adat “Sampongo”, berasal dari bahasa Samawa yang berarti pemimpin agung atau panutan masyarakat, merupakan bentuk penghormatan tertinggi dari Lembaga Adat Tana Samawa kepada tokoh-tokoh yang dinilai memiliki jasa besar dan kontribusi luar biasa terhadap masyarakat, adat, dan kemajuan daerah.
berikut gelar yang diberikan :
•Bupati Sumbawa: Dea Pati Kanadi Ling Samawa
•Wakil Bupati Sumbawa: Dea Pati Kanadi Ling Samawa
•Ketua DPRD: Dea Busing Kalanis Ling Samawa
•Wakil Ketua I DPRD: Wakil 1 Dea Busing Kalanis Ling Samawa
•Wakil Ketua II DPRD: Wakil 2 Dea Busing Kalanis Ling Samawa
•Wakil Ketua III DPRD: Wakil 3 Dea Busing Kalanis Ling Samawa.
Penganugerahan melalui proses adat yang sakral, melibatkan para tetua adat, tokoh masyarakat, serta elemen pemerintahan
Prosesi dimulai dari Ngindring Ngayap dari Pendopo Bupati menuju Istana Dalam Loka, kemudian dilanjutkan dengan Prosesi Biso Ne Di Parempak Tete Gasa sebelum memasuki Ruang Lunyuk Agung Istana Dalam Loka untuk dilakukan penganugerahan gelar adat Sampongo.
Dalam pasatotangnya, Dea Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV mengingatkan falsafah hidup Tau Samawa, yaitu “Takit Ko Nene’ Kangila Boat Lenge”. Sultan juga menyerukan kepada para pemimpin daerah agar senantiasa memantapkan hati, menyatukan kasih sayang dan kepercayaan, menjaga ucapan yang benar dan sikap yang adil, serta berpikir cemerlang untuk masa depan, sambil tetap berada di tengah sebagai penegak aturan.
Bupati H. Jarot dalam pernyataannya mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan yang mendalam atas gelar adat yang diterimanya dari Kesultanan Sumbawa. Ia merasa tersentuh sebab telah dipercaya menerima gelar adat sebagai simbol dukungan dan kepercayaan budaya terhadap kepemimpinan pemerintahan.
Menurutnya, kebudayaan dan modernitas merupakan dua kekuatan yang saling menguatkan dalam membangun Tau dan Tana Samawa yang maju, beradab, dan berkarakter. Di balik gelar “Sampongo” yang disematkan, tersimpan spirit luhur Parénti Kalanis Tau Samawa serta nilai-nilai sejarah yang diwariskan dalam Rapang Adat Tau Tana Samawa yang menjadi pedoman dalam setiap kebijakan, langkah, dan keputusan sebagai pejabat formal.
Ia menegaskan bahwa setiap pengambilan keputusan tidak boleh tercerabut dari akar kebudayaan. Oleh sebab itu, penghargaan adat ini dimaknainya sebagai bentuk penguatan legitimasi moral dan kultural, agar kepemimpinan tidak hanya berjalan dengan mandat demokrasi, tetapi juga menyatu dengan mandat sejarah dan identitas kolektif rakyat Samawa.
H. Jarot juga menyampaikan penghargaan kepada Yang Mulia Sultan Sumbawa beserta seluruh jajaran Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) yang telah dengan bijak dan arif menempatkan penganugerahan tersebut sebagai jembatan antara nilai-nilai adat dan sistem pemerintahan modern. Dengan demikian, legitimasi adat dan legitimasi negara tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan bersinergi dalam satu semangat kolektif.
Ia berharap gelar yang diterimanya dapat menjadi pengingat sekaligus pengikat, bahwa dalam setiap keputusan dan amanah jabatan yang diemban, terdapat harapan besar dari rakyat dan tanah ini. Ia menegaskan komitmennya untuk terus “Jatu Jatan Desa Darat Kewa Ikhlas Lako Kabalong”, menapaki setiap jalan pembangunan dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, tanpa melupakan akar budaya serta spirit warisan sejarah. (*)