Hibah PKM Dosen FEB UTS Dari Kemdiktisaintek 2025 : Pembinaan Petani Muda Desa Dalam Pelatihan Penyusunan Inovasi BMC

Spread the love

Oleh:
Reza Muhammad Rizqi, Janyanti Mandasari dan Sriyatun
(Dosen FEB UTS)

Potensi usaha disektor pertanian menjadikan Desa Kelungkung sebagai salah satu desa yang memiliki potensi usaha unggulan di sektor pertanian. Salah satu yang menjadi penggerak kemajuan hasil usaha disektor pertaniaan di Desa Kelungkung ialah Kelompok Tani Buin Sekedit generasi muda Desa Kelungkung.
Adapun tujuan terbentuknya Kelompok Tani Buin Sekedit generasi muda Desa Kelungkung, salah satunya ialah mendukung terciptanya hasil usaha kelompok tani yang kompetitif berkelanjutan. Hanya saja untuk mendukung hasil usaha tani yang kompetitif berkelanjutan memerlukan daya dukung sumber daya yang unggul.

Dengan adanya perpaduan hasil potensi usaha tani yang dihasilkan oleh para Kelompok Tani Buin Sekedit generasi muda dengan tujuan terbentuknya kelompok tani Buin Sekedit Desa Kelungkung maka sepatutnya hasil akhir yang diperoleh yaitu kesejahterakan para anggota kelompok tani Buin Sekedit Desa Kelungkung tersebut.

Berikut gambaran awal kondisi potensi usaha tani Buin Sekedit Desa Kelungkung.
Berdasarkan hasil survey sementara oleh tim pengabdian masyarakat pada Kelompok Tani Buin Sekedit di Desa Kelungkung, aktivitas tani muda di Desa Kelungkung sudah memiliki potensi jiwa usaha selama berdiri kelompok tani tersebut bahkan jiwa entrepreneurshipnya sudah ada sejak mereka sekolah, jiwa entrepreneurship telah diajari oleh para pendahulu mereka di Kelompok Tani Buin Sekedit. Sehingga dari hasil hasil survey sementara pada Kelompok Tani Buin Sekedit di Desa Kelungkung terdapat beberapa serangkai jenis usaha pada sektor pertanian yang digeluti oleh para anggota tani muda Desa Kelungkung seperti usaha budidaya cabai, usaha budidaya air tawar, serta usaha jagung dan sayur – sayuran.

Kegiatan tersebut sudah berhasil mengubah perilaku pemuda Desa Kelungkung untuk mencintai sektor pertanian yang sebelumnya kurang diminati karena aspek cara pandang mereka dalam membangun usaha di sektor pertanian.
Hanya saja aspek entrepreneurship tidak cukup untuk bisa melakukan kompetitif berkelanjutan sehingga diperlukan adanya inovasi dalam segala aspek usaha. Bahkan pada saat survey awal sementara dilapangan bersama tim pengabdian masyarakat ditemukan model pemasaran yang dilakukan oleh sebagian besar generasi tani muda Desa Kelungkung masih menggunakan secara manual yaitu menjual hasil usaha tani melalui pasar tradisonal di Desa Kelungkung. Penggunaan model pemasaran secara tradisional di Desa Kelungkung memang masih dilakukan secara merata pada semua aspek, hal tersebut disebabkan masih minimnya pemahaman bisnis secara digital pada petani muda Desa Kelungkung.

Kondisi tersebut ketika diwawancara oleh tim pengabdian masyarakat, mengungkapkan bahwa sebagai besar para tani muda Desa Kelungkung belum memahami model bisnis digital untuk memudahkan usaha mereka. Alasan lainya ialah sebagian besar tani muda Desa Kelungkung belum memahami secara dasar tentang majemen dasar dalam manjemen bisnis digital di era 5.0 .
Kemudian didapati juga ketika survey awal, anggota tani muda Desa Kelungkung belum memahami tentang akuntansi bisnis digital yang akan membantu pergerakan keuangan usaha mereka sehingga akan dapat berjalan sesuai dengan kontrol perencanaan keuangan.

Jika dilihat pada aspek produksi hasil usaha tani yang dijalankan oleh para anggota generasi muda Desa Kelungkung sebagian besar mereka sudah memiliki pengusaaan pengetahuan dalam bagaimana menghasilkan hasil tani yang produktif mulai dari masa menanam hingga masa panen. Hanya saja setelah masa panen, para anggota kelompok tani generasi muda belum memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana mengembangankan hasil usaha tani mereka berbasis inovasi dalam mengusai segmentasi gejolak permintaan pasar di era yang serba digital ini.

Pada umumnya, dari hasil survey sementara oleh tim pengabdian permasalahan yang sangat menonjol dalam perkembangan usaha tani generasi muda di
Desa Kelungkung yaitu:
(a) Minimnya pengembangan model bisnis berbasis inovasi dalam mengembangan usaha hasil tani Desa Kelungkung.
(b) Minimnya manajemen pemasaran dalam mengusai pangsa sigmentasi pasar hasil usaha tani oleh para anggota kelompok tani muda Desa Kelungkung.
(c) Mininmnya dalam pemahaman praktek dasar akuntansi usaha kecil dalam mengontrol perkembangan laporan usaha hasil tani oleh para anggota kelompok tani muda Desa Kelungkung.
(d) Minimnya dalam mengusai praktek analisis manajemen keuangan sederhana oleh para angota kelompok tani muda di Desa Kelungkung.
(e) Minimnya pengetahuan tentang metode yang membantu cara berpikir untuk menciptakan inovasi yang menarik dengan mengintegrasikan kebutuhan masyarakat, kemungkinan teknologi dan persyaratan untuk keberhasilan bisnis pada para anggota kelompok tani muda Desa Kelungkung.

Sesuai dengan rencana target dan luaran kegiatan PKM maka dapat dilaporkan bahwa dari hasil kegiatan PKM dengan judul “Pembinaan Petani Muda Desa Dalam Pelatihan Penyusunan Inovasi Business Model Canvas (BMC) dengan Menggunakan Design Thinking Guna Mewujudkan Invovasi Pengembangan Usaha Unggulan Desa di Desa Kelungkung” Kegiatan PKM dilaksanakan di Balai desa pada hari Senin – Selasa Tanggal 4-5 Agustus 2025 pukul 08.40 wita sampai dengan pukul 12.10 wita dengan jumlah peserta 30 orang anggota kelompok tani. Adapun peserta pada kegiatan PKM ini ialah para anggota kelompok tani di Desa Kelungkung.

Adapun hasil capaian dari kegiatan pengabdian tersebut yaitu:
(a) Mitra mampu memahami dalam merinci dan menggambarkan bagian bagian kunci dalam bisnis. Seperti: segmen pelanggan, proposisi nilai, kanal distribusi, hubungan pelanggan, sumber pendapatan, sumber daya kunci, aktivitas kunci, mitra kunci, dan struktur biaya.
(b). Mitra mampu memahami cara mengevaluasi bisnis yang mereka jalankan, mengidentifikasi peluang, dan mengatasi tantangan.
(c) Mampu memahami menganalisis dasar – dasar manajemen keuangan berbasis digital.
(d) Mitra mampu memahami dalam mengontrol laporan keuangan usaha tani berbasis digital.
(e) Mitra mampu memahami dalam mengembangan usaha tani pada bidang pemasaran berbasis digital.
(f) Mitra mampu memahami dalam mengembangan usaha tani pada bidang pemasaran berbasis digital.

Pada akhir pertemuan pihak desa dan para anggota kelompok tani Desa Kelungkung berharap besar agar kegiatan PKM ini jangan sampai berhenti pada tahun ini saja tetapi harus adanya keberlanjutan kedepannya guna memantau perkembangan para pelaku usaha anggota tani di Desa Kelungkung khususnya dalam sejauhmana keefektifan penggunaan business model canvas dengan menggunakan design thinking guna mewujudkan invovasi pengembangan usaha unggulan desa di Desa Kelungkung setahun kedepan.

Keberhasilan program kegiatan masyarakat di Desa Kelungkung memberikan stimulus kepada para anggota kelompok tani di desa tersebut, Khususnya materi yang didapati selama dua hari berturut – turut sudah mendapatkan lima materi. Sehingga membuat para pelaku usaha tani Desa Kelungkung sudah siap dan mantap dalam melaksananakan pengembangan usaha berbasis inovasi business model canvas dengan menggunakan Design Thinking.

Kemudian harapan yang sangat besar oleh pihak kepala desa kepada para dosen FEB UTS ialah selalu membimbing para anggota kelompok tani di Desa Kelungkung dalam menjalankan usaha bisnisnya pada kegiatan program masyarakat lainnya. Di akhir kegiatan pengabdian masyarakat tersebut kami melakukan pembagian buku panduan mengenai teori dan praktek tentang bisnis model kanvas bagi para pelaku UMKM. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan daya dukung pengetahuan selama melakukan pengembangan usaha dengan menggunakan inovasi business model canvas dengan menggunakan Design Thinking. (*)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *