Mahasiswa Promer Batch 8 UTS di Desa Tepal Olah Sampah Organik Jadi Kompos

Spread the love

Oleh : Mahasiswa Promer Batch 8 UTS di Desa Tepal

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang sudah tidak terpakai, tetapi masih bisa dikelolah dengan prosedur yang benar.

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sedangkan, sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik yang bersifat tidak tahan lama dan cepat membusuk. Sampah anorganik seperti kertas, plastik, karet, dan lain sebagainya yang tidak dapat terurai. Sampah organik seperti dedaunan, jeramih, rerumputan, sisa-sisa sayur dan buah-buahan.

Sampah yang berasal dari aktifitas rumah tangga memang sering menimbulkan masalah seperti, masalah kenyaman maupun masalah kesehatan manusia baik individu, keluarga, maupun masyarakat, karena dapat menimbulkan bau tidak sedap dan dapat memicu berbagai macam penyakit.

Sampah menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya sebelum masyarakat mempunyai kesadaran diri mengenai lingkungan. Sampah-sampah yang tidak dikelolah dengan baik akan berpengaruh besar terhadap lingkungan hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya. Tidak adanya tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Tepal menimbulkan penumpukan sampah sehingga kebersihkan lingkungan tidak terjaga.

Karena masalah ini, mahasiswa promer UTS berinovasi untuk mengolah sampah-sampah tersebut agar bisa dimanfaatkan untuk meminimalisir penumpukan sampah di Desa Tepal. Sampah anorganik dimanfaatkan untuk menyalakan kayu api agar lebih cepat, dan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan sampah organik adalah dengan mengolah sampah tersebut menjadi kompos.


Kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja didalam bahan organik tersebut. penggunaan kompos sangat baik untuk tanah dan tanaman. Kompos dapat menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman. Penggunaanya bisa sekaligus mengemburkan tanah yang tandus, meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme didalam tanah. Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh.

Proses pembuatan kompos dimulai dengan mengedukasi masyarakat untuk memisahkan sampah anorganik dan organik. Sampah-sampah yang digunakan untuk membuat kompos adalah pelepah pisang, daun-daun kering, sampah rumah tangga dan sampah organik lainnya. Setelah sampah dikumpulkan, kemudian sampah tersebut dicacah.

Pencacahan ini berfungsi untuk mempermudah aktivitas mikroba tanah. Sampah-sampah yang telah dicacah, dimasukkan kedalam lubang yang telah digali dengan kedalaman 1m dan lebar 1m. Pembuatan kompos ini menggunakan cairan MA11. MA11 merupakan salah satu aktivator yang mampu merombak bahan organik dengan sangat cepat, dengan penambahan cairan ini maka proses penguraian akan lebih cepat berlangsung.
Perubahan yang terjadi pada sampah membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu untuk menjadi kompos. (*)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Telah Hadir Internet PLN Icon Plus , Pemprov NTB Bersinergi Wujudkan Bumi Gora Menuju Green & Smart Productivity

Jum Jun 7 , 2024
Spread the love      Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi Teken MoU dengan Pj. Gubernur NTB, Drs HL Gita […]