Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –
Adanya Somasi dari LSM Gemas Kec. Lape serta postingan status di media Sosial Facebook yang menyebutkan bahwa keberadaan perusahaan tambang batu mangan PT Ngali Sumbawa Mining terindikasi melanggar PP Nomor 96 tahun 2021 tentang jalan tambang sehingga masyarakat Kecamatan Lape khususnya petani keberatan dengan penggunaan jalan usaha tani sebagai jalan tambang.
Dalam surat somasi yang dilayangkan LSM GEMMAS menindaklanjuti aspirasi masyarakat tani Desa Lape terhadap penggunaan jalan usaha tani P3A Berora Bongkok sebagai jalan tambang, beserta dampak lingkungan yang ditimbulkan terhadap masyarakat tani yang ada di lingkar tambang.
LSM meminta kepada perusahaan tambang batu manganagar tidak menggunakan jalan usaha tani sebagai akses pengangkutan hasil tambang. Selain itu, pihak perusahaan juga diminta untuk memberikan klarifikasi sebagai bentuk transparansi sebelum dimulainya aktifitas tambang.
Menyikapi hal itu, pihak perusahaan tambang batu mangan, PT Ngali Sumbawa Mining dalam siaran pers yang diterima oleh media pada hari rabu tanggal 06 agustus 2025 mengatakan, bahwa hal itu tidak benar.
“petani yang punya tanah sudah dibebaskan dan sudah dibayar. Mohon agar semua pihak memahaminya supaya tidak mengarah ke Opini Publik sehingga tidak menambah masalah dan tidak memberikan solusi”, tegasnya dalam press release media.
Menurut pihak perusahaan, dari luas jalan 6 meter sudah dibebaskan 4 meter, sementara yang 2 meter lagi masih jadi aset petani karena bila dibebaskan semua, petani khawatir kanan kiri jalan dipagar dan pintu masuk diportal sehingga petani tidak punya akses lagi”, tegasnya.
Karena itu, apa yang disampaikan LSM GEMMAS diharapkan benar benar mewakili petani atau Kelompok Tani sehingga tidak memicu konflik sosial. (*)
