Sumbawa Besar, bidikankameranews.com —
kakek Asimun tidak asing lagi bagi warga kota sumbawa, pria lanjut usia ini akrab dipanggil Mbah Mun. kakek yang kesehariannya sebagai pedagang roti keliling di jalanan kota sumbawa ini, sejak tahun 1975 memulai profesinya sebagai penjual roti keliling mengais rejeki menjajahkan dagangannya dari pagi hingga sore hari, menyisir setiap jalanan kota sumbawa tanpa kenal lelah hingga saat ini.
pada Rabu 7 Desember 2021 pagi, kediaman berukuran kecil yang ditempati berdua bersama istri tercintanya, Siti Aminah, dikunjungi Waka 1 DPRD sumbawa, DRS. mohamad Ansori. kedatangan Politisi Partai Gerindra ini untuk memberikan spirit dan semangat hidup sekaligus menyerahkan bantuan untuk mengurangi sedikit beban hidupnya.
bersama Waka 1 DPRD sumbawa, Mbah Mun didampingi istrinya banyak menceritakan tentang kisah hidupnya. mulai dari ia meninggalkan kampung halamannya di pulau jawa tepatnya dari Madiun Jawa Timur mengadu nasib di tanah rantau ke Pulau sumbawa pada Tahun 1964 silam.
di sumbawa awalnya ia bekerja serabutan hingga menjadi mador di sebuah proyek untuk menyambung hidupnya.
seiring waktu, sebagai mandor tak lama ia nikmati lantaran perusahaan tempat bekerja berpindah lokasi pekerjaan di pulau lain, dan ia dihadapkan lagi dengan tuntutan hidup yang mengharuskan dirinya putar stir mencari pekerjaan lain demi mendapatkan pundi-pundi rupiah untuk keberlangsungan hidup keluarganya.
‘’Pada Tahun 1975 saya mendapat ide membuat sebuah gerobak dorong atau rombong untuk menjual roti dengan segala jenis dan rasa untuk saya jajahkan di sepanjang jalan kota sumbawa hingga kini. sudah 46 tahun saya menggeluti kerja ini, semua demi bertahan hidup dan harus membayar segala kebutuhan sehari-hari’’, ungkap Mbah Mun yang kini usianya memasuki 80 tahun.
Lanjutnya, pekerjaan menjual roti keliling ini ia lakoni hingga saat ini semata-mata karena tidak ada lagi pekerjaan yang cocok untuk ia kerjakan dalam menghidupi delapan orang anaknya dari dua istri, meski saat ini hanya tinggal lima saja anaknya yang masih hidup, termasuk istri pertamanya sudah lama meninggal dunia dan saat ini kesemua anaknya telah berkeluarga serta hidup terpisah di masing-masing wilayah, ucapnya.
“Kami tinggal berdua di rumah yang saya bangun sendiri di atas tanah kebun milik orang dengan sistem bayar bulanan di RT 02/RW 02 Kelurahan Uma Sima Sumbawa ini sudah puluhan tahun, untungnya saya tidak membayar air dan listrik, karena tetap dibantu oleh tiga anak yang masih tinggal di Kota Sumbawa. hanya biaya makan dan kontrak lahan setiap bulan dari hasil jualan roti yang saya tabung’’, ungkapnya.
Di usia yang sudah sepuh ini, ada satu hal yang menjadi penyemangat Mbah Mun dalam menjalani sisa hidupnya yakni, ia bersama keluarganya tetap syukur karna masih diberi umur panjang dan kesehatan dalam mencari rezeki, dan yang paling penting selain mencari nafkah, jangan pernah lupa akan kewajiban shalat lima waktu .
“Bekerja juga bagian dari ibadah, namun jangan sekali-kali melupakan kewajiban lima waktu kita kepada Allah. Dan jangan pernah berputus asa serta berbuat baiklah kepada sesama, niscaya perjalanan hidup kita akan mendapat safaat dan ridho Allah. Itu yang tetap saya pegang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari saya,” Ucap Mbah Mun.
Waka 1 DPRD sumbawa, Drs. Mohamad Ansori yang dicegat wartawan mengatakan, kegiatan ini menjadi rutinitas dirinya bertemu masyarakat. kebetulan hari jumat, sekaligus menyambagi kediaman Mbah Mun untuk memberikan atau menyisihkan sedikit rejeki guna meringankan sedikit beban hidupnya. ini bagian dari pada kehadiran kami memberikan semangat kepada masyarakat, ucap Mohamad Ansori.
menurut Ansori, kegiatan sosial menyambangi masyarakat tidak hari ini saja, tetapi sudah dilakukan bebepan tahun yang lalu jauh sebelum menjadi wakil rakyat. hal ini merupakan bagian dari agenda kami dalam kehidupan untuk berbagi dengan sesama terutama kepada warga yang sangat membutuhkan dan memerlukan support langsung, tandas pengusaha sukses ini. (Jim)