Sumbawa Besar, bidikankameranews.com –
Selama ini harga tenun Kre’ alang yang dipasarkan ke masyarakat oleh pengrajin tenun di kabupaten Sumbawa sekitar Rp. 1.500.000,-. Nominal dengan harga tersebut dianggap masih sangat mahal oleh masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat enggan untuk memiliki tenun – tenun tersebut.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bahwa harga yang ditawarkan oleh penenun masuk akal karena proses pengerjaannya sangat rumit dan sangat lama yaitu sampai sekitar satu bulan, selain itu harga benang sebagai bahan baku Kre’ Alang sangat mahal.
Tenun Kre’ Alang adalah warisan kain tenun khas masyarakat Sumbawa yang diwarisi turun temurun dari nenek moyang suku Samawa. karena itu, kita masyarakat Sumbawa harus bisa menjaga warisan tersebut.
Salah satu tindakan yang dilakukan adalah membeli Kre’ Alang tersebut untuk digunakan di kegiatan sehari-hari agar penenun dapat bertahan.
Berdasarkan persoalan tersebut, tim dosen Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang diketuai oleh Koko Hermanto, S.Si., M.Sc (Prodi Teknik Industri) dan anggota Fauzi Widyawati, S.Tr., M.T (Prodi Teknik Metalurgi), Sahri Yanti, Ph.D (Prodi Teknologi Hasil Pertanian) dan Shinta Esabella, M.Kom (Prodi Informatika) sebagai akademisi mencoba menawarkan solusi dengan melakukan penelitian menciptakan benang tenun dari serat sisal sebagai alternatif benang pembuatan tenun Kre’ Alang.
Tema penelitian tersebut diusulkan pembiayaan kegiatan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema Penelitian Fundamental – Reguler dan disetujui dana untuk kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 117.340.000,-.
Pemilihan serat sisal sebagai serat untuk membuat benang alternatif tenun Kre’ alang karena selama ini hasil pertanian tanaman sisal yang banyak tumbuh di kabupaten Sumbawa langsung dikirim ke luar daerah untuk dikirim ke luar negeri sebagai bahan baku industri industri rumah tangga, bahan interior mobil dan tali-temali. Oleh karena itu, melalui penelitian ini dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa tanaman sisal memiliki banyak manfaat dan masyarakat Kabupaten Sumbawa dapat mengolah tanaman tersebut menjadi produk yang bermanfaat.
Tanaman Sisal
Terdapat 4 Sampel benang serat silsal yang diuji laboratorium untuk mengetahui sampel benang yang paling cocok digunakan sebagai alternatif benang tenun Kre’ alang yaitu sisal tanpa perlakukan (S0), sisal tanpa perlakukan yang diwarnai (S0P), sisal alkalinasi (S1), dan sisal alkalinasi yang diwarnai (S1P), serta Pakan (benang komersil Kre Alang sebagai kontrol). Karakterisasi dilakukan secara kwalitatif menggunakan fourier transform infrared spectroscopy (FTIR).
Spectra IR menunjukkan bahwa sisal memiliki vibrasi ikatan −OH streaching, C−H streaching, −OH bending, C−H2 rocking. Vibrasi ikatan tersebut adalah milik molekul selulosa. Pola vibrasi ikatan milik Pakan lebih mirip dengan pola vibrasi ikatan milik S1 dan S1P. Proses pewarnaan sisal alkalinasi telah diketahui dapat meningkatkan absorbansi.
Hasil FTIR menunjukkan bahwa sisal alkalinasi berpotensi menjadi benang Kre Alang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan pembuatan tenun Kre Alang berbahan baku sisal. Tim peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas pendanaan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. (*)