Horeee..!, Petani Jagung Kena Prank Oleh Pemerintah, BULOG STRESS
TALIWANG NTB – bidikankameranews.com – Keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengerek naik Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Jagung diputuskan Rp 5.500 / Kg dan tidak disebutkan kadar air ( KA ) berapa , keputusan ini dinilai justru merugikan petani.Bayangkan saja harga jagung di Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dibeli tengkulak jauh dibawah HPP yaitu Rp 3000 hingga Rp 3300 / kg, ini membuktikan Badan Pangan Nasional ( Bapanas ) tak punya niat mendukung pertanian di Indonesia.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menilai percuma Bapanas mengerek naik HPP Rp 5.500/ kg tanpa disertai regulasi yang jelas, sehingga saat panen harga jagung jauh dibawah HPP, ” seharusnya Bapanas dalam menentukan HPP jagung disertai dengan sistim, bukan sekedar asal petani senang, justru petani jagung ” katanya
Di sisi lain, kata dia, kenaikan HPP Jagung hanya menguntungkan produsen dan pedagang besar. Karena, petani atau produsen kecil terpaksa menjual jagung dengan harga rendah saat musim panen utama, karena Bulog yang diperintahkan untuk membeli hasil jagung petani, tidak mampu menjalankan hal ini dikarenakan gudang penyimpanan jagung tidak disiapkan, sementara gudang penyimpanan gabah saja bulog kelabakan karena gudangnya tidak mampu menampung.
“Ini yang menciptakan ketidakseimbangan dalam rantai pasok pangan. Sehingga dapat memperburuk ketimpangan ekonomi antara produsen besar dengan produsen kecil,” kata Henry.
Asal tahu saja, Petani-petani jagung di Kabupaten Sumbawa Barat Menjerit di Karenakan Harga Jagung mulai Turun. harga jagung turun Rp 3000 Basah per kilogram, padahal Pemerintah melalui Bapanas menetapkan HPP Rp 5.500., Basah Mencapai Rp5000
Setiap tahun Petani Jagung mulai resah saat Panen raya dan harga pun anjlok dibeli tengkulak, sementara biaya bibit, sewa tanam, pupuk sangat tinggi, kalau hanya dihargai Rp 3000 / kg oleh tengkulak, maka biaya yang dikeluarkan tidak dapat menutupi biaya operasional tanam, sementara Pemerintah lepas tangan, hanya mengumumkan HPP Rp 5.500., tanpa ada kejelasan regulasi,
” petani jagung sudah di Prank oleh Pemerintah, Pemerintah abai dalam menerapkan aturan kebijakan yang tidak pasti tanpa disetai regulasi yang jelas ” kata Muhamad petani jagung asal Kokarlian kepada media.
Rata – rata petani di bebetapa wilayah Kecamatan Kabupaten Sumbawa Barat menanam jagung dan panen dua kali setahun. Panen pertama sekitar Februari, sedangkan kedua awal Mei hingga Juni.
Muhamad berharap Supaya Harga Jagung Kembali Naik,Kami Petani Sudah Mengeluarkan Modal Yang Banyak Kalo Harga Jagung Turun Kami Mengembalikan Modal Gimana Pak Mana Lagi Lahan Yang Saya Garap Ini Lahan Harus Saya Bayar,Jelasnya
Luas lahan tanam jagung sekitar 3 hektare, saat panen mencapai 24 ton dengan dihargai oleh tengkulak Rp 3000 / kg, sementara biaya yang dikeluarkan mulai beli bibit, sewa bajak, sewa tanam dan pupuk mencapai 12- 15 juta untuk 3 hektarare. ” janganlah kami di Prank oleh Presiden, buat apa HPP naik kalau hanya kami di Prank ” katanya sendu.
Sementara Jamaludin pemerhati petani jagung menilai bahwa Setiap Jagung Belum Panen Pasti Harga Tinggi Tetapi Setelah panen harga jagung anjlok, Pemerintah saja tidak bisa berbuat banyak hanya tau berstatmen dan berkomentar di TV, tapi fakta lapangan jauh berbeda.
” saya Berharap Supaya Harga Jagung Kembali Naik,Kami Petani Sudah Mengeluarkan Modal Yang Banyak Kalo Harga Jagung Turun Kami Mengembalikan Modal Gimana Pak Mana Lagi Lahan yang beberapa petani Garap adalah lahan sewa, dan Lahan Harus Saya Bayar mau rugi atau tidak, tidak ada urusan ” Jelasnya ( Edi )